BUDAYA PAPUA
Di papua ada 4 kelomok yang merupakan tipe dari
pemukiaman. Yang pertama yaitu
penduduk pesisir pantai seperti nelayan,
berkebun dan meramu sagu, komunikasi dengan kota dan masyarakat luar sudah
tidak asing bagi mereka.
Kedua yaitu penduduk pedalaman
yang mendiami dataran rendah seperti peramu sagu, berkebun, menangkap ikan disungai, berburu
di hutan, mengembara dalam kelompok kecil, dalam kelompok ini adat Istiadat
mereka ketat dan selalu mencurigai pendatang baru.
Yang ketiga penduduk pegunungan
yang mendiami lembah, mereka bercocok tanam, memelihara babi, berburu dan memetik
hasil dari hutan, dalam kelompok ini pemukimannya berkelompok, dengan
penampilan yang ramah bila dibandingkan dengan penduduk pedalaman yang mendiami
daratan rendah. Adat istiadat dijalankan secara ketat dengan "Pesta
Babi". Ketat dalam memegang dan menepati janji. Pembalasan dendam
merupakan suatu tindakan heroisme dalam mencari keseimbangan sosial melalui
"Perang Suku" yang dapat diibaratkan sebagai pertandingan atau kompetisi.
Sifat curiga tehadap orang asing ada tetapi tidak seketat penduduk pedalaman yang mendiami dataran rendah.
Terakhir yaitu penduduk
pegunungan yang mendiami lereng-lereng gunung, adat istiadat mereka sangat ketat,
sebagian masih "KANIBAL", dan bunuh diri merupakan tindakan terpuji
bila melanggar adat karena akan menghindarkan bencana dari seluruh kelompok
masyarakatnya. Perang suku merupakan aktivitas untuk pencari keseimbangan
sosial, dan curiga pada orang asing cukup tinggi juga.
Dipapua mata pencahariaannya adalah peternakan,
yaitu beternak Babi yang merupakan prestise dan melambangkan status sosial
seseorang, bisa menyebabkan pecahnya perang suku, dan binatang ini juga
berperan sebagai mas kawin (uang mahar), tetapi mata pencaharian utama mereka adalah bercocok tanam di ladang. Tanaman
utama sekaligus makanan pokok adalah Hipere atau ubi jalar.
Adat istiadat dan religi di papua seperti : Di
daerah ini masih banyak orang yang mengenakan holim (koteka) (penutup
penis) yang terbuat dari kunden kuning dan para wanita menggunakan pakaian wah
berasal dari rumput/serat. Masyarakat Dani percaya pada kekuatan gaib, roh
leluhur dan roh-roh kerabat yang telah meninggal. Hubungan antara orang yang
masih hidup dengan roh leluhur dan roh orang yang telah meninggal lainnya
dilakukan melalui upacara (contohnya apabila sedang berduka: Memutus jari dan
melumuri muka dengan tanah liat ketika berduka)
System
kekerabatannya seperti : Masyarakat Dani tidak mengenal konsep keluarga batih, di mana bapak, ibu, dan anak tinggal
dalam satu rumah. Mereka adalah masyarakat komunal. Maka jika rumah dipandang
sebagai suatu kesatuan fisik yang menampung aktivitas-aktivitas pribadi para
penghuninya, dalam masyarakat Dani unit rumah tersebut adalah sili. Pada dasarnya silimo / sili
merupakan komplek tempat kediaman yang terdiri dari beberapa unit bangunan
beserta perangkat lainnya. Perkampungan tradisional di Wamena dengan
rumah-rumah yang dibuat bernbentuk bulat beratap ilalang dan dindingnya dibuat
dari kayu tanpa jendela.Rumah seperi ini disebut honai. Komplek bangunan biasanya terdiri dari
unsur-unsur unit bangunan yang dinamakan: rumah laki-laki (Honei/pilamo), rumah
perempuan (ebe-ae/ Ebei ), dapur (hunila) dan kandang babi (wamdabu/Wamai ).
Alat
Musik Tradisional Papua. Ada Salah satu nama alat musik tradisional yang paling
terkenal yang berasal dari Papua yaitu Tifa. Alat musik Tifa merupakan alat
musik tradisional yang berasal dari daerah maluku serta papua. Bentuknya alat
musik Tifa mirip gendang dan cara memainkannya Tifa adalah dengan cara dipukul.
Alat musik Tifa terbuat dari bahan sebatang kayu yang isinya sudah dikosongkan
serta pada salah satu ujungnya ditutup dengan menggunakan kulit hewan rusa yang
terlebih dulu dikeringkan. Hal ini dimaksudkan untuk menghasilkan suara yang
bagus dan indah. Alat musik ini sering di mainkan sebagai istrumen musik
tradisional dan sering juga dimainkan untuk mengiringi tarian tradisional,
seperti Tarian perang, Tarian tradisional asmat,dan Tarian gatsi.
Tarian
Tradisional Daerah Papua. Terdapat berbagai macam tari-tarian dan mereka biasa
menyebutnya dengan Yosim Pancar (YOSPAN). Di dalam tarian ini terdapat aneka
bentuk gerak tarian seperti tari Gale-gale, tari Pacul Tiga, tari Seka, Tari
Sajojo, tari Balada serta tari Cendrawasih. Tarian tradisional Papua ini sering
di mainkan dalam berbagai kesempatan seperti untuk penyambutan tamu terhormat,
penyambutan para turis asing yang datang ke Papua serta dimainkan adalah dalam
upacara adat.
Pakaian
Adat Tradisional Papua. Pakaian adat Papua untuk pria dan wanita hampir sama
bentuknya. Pakaian adat tersebuta memakai hiasan-hiasan seperti hiasan kepala
berupa burung cendrawasih, gelang, kalung, dan ikat pinggang dari manik-manik,
serta rumbai-rumbai pada pergelangan kaki.
Rumah
Adat Papua. Nama rumah asli Papua adalah Honai yaitu rumah khas asli Papua yang
dihuni oleh Suku Dani. Bahan untuk membuat rumah Honai dari kayu dengan dan
atapnya berbentuk kerucut yang terbuat dari jerami atau ilalang. Rumah
tradisional Honai mempunyai pintu yang kecil dan tidak berjendela. Umumnya
rumah Honai terdiri dari 2 lantai yang terdiri dari lantai pertama untuk tempat
tidur sedangkan lantai kedua digunakan sebagai tempat untuk bersantai, makan,
serta untuk mengerjakan kerajinan tangan.
Di papua ada beberapa persoalan sosial yang di alami
yaitu
1. Perang :
·
Gadis : penyelesaian lima babi atau uang
·
Istri selingkuh : penyelesain lima ekor babi
·
Pencurian benda berharga : kerang, hewan, babi
·
Orang sakit ketika berladang, anak bermain,
·
Tanah
2. Kasus:
·
Konflik ini dimulai ketika seorang anak suku Damal
meninggal dunia dan suku Dani dituduh sebagai pembunuhnya.
·
Tanda "gencatan senjata" berupa mematahkan
panah dan memanah anak babi di masing-masing kubu.
·
Pembayaran denda untuk menyelesaikan masalah
Frans Kaisiepo merupakan
pahlawan dari papua. Beliau Lahir di Biak, Irian Jaya 10 Okober 1921, Wafat di irian
jaya, 10 April 1979, dan dimakam di TMP Cendrawasih Irian Jaya
Sumber
:
Nama : Ika Nurjanah
NPM : 53412577
Kelas : 1IA10
Tidak ada komentar:
Posting Komentar